Makna Proses Kreasi MusikPada umumnya proses kreasi identik dengan diberlakukannya aktivitas dalam bidang seni. Kreasi adalah kegiatan yang bermuara pada lahirnya suatu karya seni. Dimana dalam proses kreasi bertijuan menghadirkan sesuatu dari tidak ada menjadi satunya adalah sebuah karya seni dapat berwujud musik. Karya seni musik merupakan objek kasat indra yang dapat didengar bersifat auditory. Suatu karya seni musik sebagai objek pengamatan berlaku untuk semua karya seni musik pada dasarnya mempunyai maksud serta tujuan yang ingin dikomunikasikan kepada seluruh apresiator seni khususnya para pendengar musik. Karya seni musik hadir dikarenakan adanya kreativitas dari hasil penciptaan seseorang serta dapat berasal dari pengungkapan gagasan dari proses kreatif yang terinspirasi dan tercipta dari sutu feomena kehidupan manusia serta ini merupakan proses kreatif meliputi tahap Persiapan Inkubasi Ilmuniasi, serta VertifikasiMenurut Munandar 2002 9 berpendapat bahwa kreativitas sebagai dimensi fungsi kognitif yang saling bersatu yang dapat dibedakan dari intelegensi akan tetapi berfikir diverge atau kreatif. Kreatif juga bisa menunjukan hubungan yangbermakna dengan berfikir konverge atau intelegensi. Sifat kreatif adalah ciri dari suatu Seni merupakan produk dari hasilkarya seni seseorang senniman . Produktivitas kreatif dapat terpengaruhi oleh pengubah majemuk yang meliputi faktor sikap, motivasi, serta temperamen di saping kemampuan kreatifitas merupakan sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu hal yang sangat baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah ada dalam pengembangannya terdapat 4 empat aspek yang sangat mempengaruhi yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, serta Produk. Kreativitas merupakan proses merasakan, mengamati, serta membuat dugaan mengenai adannya kekurangan masalah, menilai serta enguji suatu dugaan atau hipotesis, lalu mengubahnya dan mengujinya kembali, sampai akhirnya dapat menyampaikan hasilnya. Munandar. 2002 39 Simbol MusikPada umumnya nadadiatonis yang mempunyai arti dua jarak nada, yaitu jarak 1 200 Cent Hz dan jarak ½ 100 Cent Hz dapat dilambangkan sebagai berikut Nada Angka1 2 3 4 5 6 7 1’Nada Hurufc d e f g a b c’Ataud r m f s l t dDibacado re mi fa so la ti doInterval nada1 1 ½ 1 1 1 ½200 200 100 200 200 200 100Berikutny terdapat beberapa simbol musik terkait dengan sistem nada pentatonik yang berarti lima nada pokok yangtumbuh serta berkembang di daerah, yang akan dilambangkan sebagai berikut 1 Karawitan Sunda Notasi Daminatila, yang mempunyai lima nada pokok disimbolkan denganAngka1 5 4 3 2 1Disebut nada relatifHurufT S G P L TDisebut nada mutlakDibacada la ti na mi daT Singkatan dari Tugu yang dilambangkan nada 1 dibaca daL Singkatan darI Loloran yangdilambangkan nada 2 diaca miP Singkatan dari Panelu yangdilambangkan nada 3 dibaca naG Singkatan dari Gamiler yang dilambangkan nada 4 dibaca tiS Singkatan dari Singgul yangdilambangkan nada 5 dibaca laSelain nada pokok,dalam karawitan jugaterdapat nada sisipan atau nada hiasan . Nada tersebut dalam istiah lan disebut dengan nada uparenggaswara Sunda . Contohnya nada pamiring atau nada meu 2 + Bungur atau anda ni 3- pananggis ataunada teu 4 + serta sorong ataunada leu 5 + . Nada uparenggaswara tersebut dalam istilah musik dapat disebut dengan nada kromatik, contohnya f menjadi fis 4 .Laras yang merupakan susunan dari nada pentatonis dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua kelompok besar, yaitu Laras Selendro dan Laras Pelog. Berdasarkan penelitiandari para ahli musik dan para akademis, Laras Slendro di daerah Sunda melahirkan tiga laras, yaitu larasslendro. Laras degung, serta laras medenda. Sedangkan Laras Pelog melahirkan tiga suru pan,yaitu surupan jawar, surupan sorog, serta surupan Karawitan Jawa Notasi yang digunakan untuk gending ataukarya musik Jawa adalah nada Kepatihan, yangdiciptakan oleh R. M. T Wreksodiningratsekitar tahun 1910di Surakarta. Notasi ini sering dipergunkan untuk pembelajaran musik atau seni karawitan Jawa yang menggunakan lambang dengan 2 3 4 5 6 7Ji ro lu pat mo nem pi3 Karawitan Bali Notasi DingdongNotasi ini menggunakan lambang bahasa kawi tepatnya bahasa Jawa kuno, yang pada awalnya hanya berkembangdilingkungan pembelajaran karawitan tembang di Bali. Bentuk notasi tersebut dapat ditransfer pada notasi angka dengan susunn Notasi Dingdong nada pokok adalah disimbolkan sebagai berikut Ndong simbol musik nada 1 dibaca dong Ndeng simbol musik nada 2 dibaca deng Ndung simbol musik nada 3 diaca dung Ndang simbol musik nada 4 dibaca dang Nding simbol musik nada 5 dibaca dingBerikut ini adalah perbandingan nada dan simbol nada pentatonik dan nada IramaUnsur Seni MusikIrama adalah bentuk susunan tertentu dari panjang pendeknya bunyi dan diam. Setiap bentuk lagu mempunyai pola irama. Irama sebuah lagu terdiri dari beberapa pola irama. Pola Ritmik adalah salah satu elemen dari unsur irama. Rasa Birama adalah suatuelemen dari unsur irama, untuk dapat membedakan rasa birama dapat dilatih MelodiMelodi merupakan susunan rangkaian nada bunyi dengan getaran teratur yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatugagasan. Sebuah elodi memiliki bagian awal, pergerakan anada, serta bagian memiliki arah, bentuk serta keseimbangan. Melodi yang bergerak dalam interval yang kecil dinamakan melodi melangkah, sedangkan yang bergerak dalam interval besar dinamakan melodi nada atau harmoni adalah bunyi nyanyian musik yang menggunakan dua nada atau lebih. Dasar dari harmoni adalah trinada atau akor. Trinada atau akor merupakan susunan dari tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada terts dan kunnya, atau dari salah satu bada dengan tertsny dan berikutnya terts dari nada yang baru. Bentuk dan struktur laguDasardari pembentukan lagu mencakup pengulangan suatu bagian repetisi , engulangan dengan macam perubahan variasi, sekuen , atau penambahan bagian baru yangberlainan kontras , dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan dari unsur ekspresi dalam musik dikatakan Jamalus 1992 antara lain sebagai berikut Tempo Dinamik Timbre Frase Karakter Suara Gaya Modulasi TransposisiReferensi Soepandi, atik. 1975. Teori dasar karawitan. Bandung Asti Bandung*Penulis Femi Ardiani
Karawitanberasal dari kata rawit yang berarti kecil, halus atau sering juga menyebut bahwa, salah satu jenis bebunyian yang dianggap tua dan masih bertahan hidup dan berkembang sampai sekarang. Istilah karawitan nampaknya merupakan istilah yang paling baru dan sering juga digunakan untuk menyebut berbagai jenis musik lainnya yang memiliki sifat, karakter, konsep, cara kerja Titi Laras Slendro Titi Laras sering disebut sebagai notasi dalam seni musik, yaitu lambang atau simbol-simbol untuk menunjukkan tinggi rendah suatu nada berupa angka atau simbol lainnya. Tangga nada inilah yang dikenal dengan istilah Titi Laras atau biasa disingkat menjadi laras. Dalam seni musik Karawitan, titi laras memegang peranan penting dan praktis, karena dengan menggunakan titi laras kita dapat mencatat, mempelajari dan menyimpannya untuk dapat dipelajari dari generasi ke generasi. Istilah Titi dalam bahasa Jawa, dapat diartikan sebagai angka, tulis, tanda, notasi, atau lambang. Sedangkan istilah Laras seperti tersebut di atas dalam pengertian ini berarti susunan nada atau tangga nada. Ada 2 jenis titi laras atau laras dalam Karawitan Jawa, yaitu Laras Slendro, secara umum suasana yang dihasilkan dari laras Slendro adalah suasana yang bersifat gembira, riang, ringan, dan terasa lebih ramai. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya adegan perang, perkelahian, atau baris diiringi gamelan laras slendro. Penggunaan laras slendro juga dapat memberikan kesan sebaliknya, yaitu sedih, sendu atau bahkan romantis. Misalnya pada gending yang menggunakan laras slendro miring. Nada miring adalah nada laras slendro yang secara sengaja dimainkan tidak tepat pada nada-nadanya. Oleh karena itu banyak adegan rindu, percintaan kangen, sedih, sendu, kematian, merana diiringi gendhing yang ber-laras slendro miring. Laras Pelog, secara umum menghasilkan suasana yang bersifat memberikan kesan gagah, agung, keramat dan sakral khususnya pada permainan gendhing yang menggunakan laras Pelog Nem. Maka dari itu banyak adegan persidangan agung yang menegangkan, adegan masuknya seorang Raja ke sanggar pamelegan tempat pemujaan, adegan marah, adegan yang menyatakan sakit hati atau adegan yang menyatakan dendam diiringi gendhing-gendhing laras Pelog. Tetapi pada permainan nada-nada tertentu laras pelog dapat juga memberi kesan gembira, ringan, dan semarak, misalnya pada gendhing yang dimainkan pada laras Pelog Barang. Laras Slendro mempunyai susunan sebanyak 5 nada, yaitu 1-2-3-5-6 baca ji-ro-lu-ma-nem. Sedangkan laras Pelog mempunyai susunan sebanyak 7 nada, yaitu 1-2-3-4-5-6-7 baca ji-ro-lu-pat-ma-nem-pi. Kedua laras tersebut dalam teori nada dikategorikan sebagai nada 'pentatonis' mempunyai 5 nada. Pembahasan yang lebih mendalam lagi, laras Pelog bisa dibagi lagi menjadi 2 laras yang berbeda, yaitu laras Pelog Bem dan laras Pelog Barang. Pelog Bem 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 ji ro lu pat ma nem Pelog Barang 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 ro lu pat ma nem pi Maka sebenarnya laras dalam gamelan Jawa ada 3, yaitu laras Slendro, laras Pelog Bem, dan laras Pelog Barang. Walaupun demikian, kenyataannya kedua laras Pelog itu, biasanya disusun dalam satu kesatuan yang lazim disebut sebagai gamelan laras Pelog, dimana susunan nada-nadanya umumnya terdiri dari nada 1-2-3-4-5-6-7. Penyebabnya adalah, nada-nada 2-3-4-5-6 pada gamelan laras Pelog Bem dan laras Pelog Barang, merupakan nada-nada yang frekuensinya sama. Maka, penyatuan laras Pelog Bem dengan laras Pelog Barang dalam satu susunan nada, sebenarnya lebih didasaridari segi kepraktisan. Memang, dalam sejumlah komposisi gendhing, secara terbatas ada juga permainan nada yang memang menggunakan kedua susunan nada Pelog secara bersamaan. Apa itu Pathet Patet ? Pathet/Patet/Papatet/Patutan adalah semacam mode dalam musik Gregorian sebagai ragam tangga nada dalam karawitan Indonesia, khususnya pada gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Perbedaan pilihan akan membedakan tingkat, sifat, dan suasana musiknya. Dalam pergelaran wayang kulit, penetapan dan pergantian patet besar sekali peranannya. Pergantian patet biasanya meningkat, sejalan dengan meningkatnya jalan ceritera. Hal yang menarik dari nada gamelan adalah jika ditinjau dari segi jarak antara satu nada ke nada yang lain. Gamelan laras Slendro secara umum dinyatakan mempunyai jarak antar nada dinyatakan sama. Sedangkan pada gamelan laras Pelog, jarak antar nada dinyatakan tidak sama. Ini merupakan gambaran umum yang dikenal di masyarakat. Meski demikian, hasil diskusi ternyata menyatakan berbeda. Jarak antar nada sebenarnya agak sedikit berbeda, baik pada gamelan laras Slendro, maupun pada gamelan laras Pelog Bem dan gamelan laras Pelog Barang. Perbedaan ini, disebabkan adanya unsur 'rasa' saat memainkan nada-nada gamelan pada saat-saat tertentu. Sebagai gambaran, pada permainan gamelan Jawa dikenal ada 3 'Pathet', yaitu Pada permainan menggunakan gamelan laras Slendro, ada 3 Pathet, yaitu Pathet Nem, Pathet Sanga, dan Pathet Manyura. Pada permainan menggunakan gamelan laras Pelog, ada 3 Pathet, yaitu Pathet Lima, Pathet Nem, dan Pathet Barang. Namun, di antara pathet nem dan pathet sanga pada permainan gamelan laras slendro dan di antara pathet lima dan pathet nem pada permainan gamelan laras pelog; dikenal adanya pathet transisi, yang disebut pathet lindur’. Sedangkan di antara pathet sanga dan pathet manyura pada permainan gamelan laras slendro dan di antara pathet nem dan pathet barang pada prmainan gamelan laras pelog; dikenal adanya pathet transisi, yang disebut pathet nyamat’. Sumber - M. Soeharto, Kamus Musik, Grasindo. - Bram Palgunadi, Serat Kanda Karawitan Jawa, Mengenal Seni Karawitan Jawa. - Bram Palgunadi, Nada Gamelan Jawa yang Ajaib, Dalamfilm Opera Jawa, cerita disajikan lewat penggabungan berbagai macam seni pertunjukan dan seni rupa seperti; seni tari jawa klasik dan kontemporer, seni musik jawa kontemporer, teater/opera